Minggu, 03 September 2017

Sapu Jagad Gunung 2017: Memaknai Kemerdekaan melalui Kebersihan Alam



Majalah National Geographic mencatat, hasil riset salah satu jurnal science, Indonesia merupakan satu dari beberapa negara penghasil sampah plastik terbanyak di dunia. Bahkan diganjar peringkat dua sedunia untuk penghasil sampah plastik di lautan, setelah Tiongkok.  Data tersebut diperoleh lewat pemodelan dengan memasukkan faktor skala pembangunan ekonomi negara, jumlah rata-rata sampah yang diproduksi, cara pengolahan sampah, serta jumlah populasi yang bermukim di radius 50 km dari garis pantai.

Tidak terkecuali laut, gunung juga tempat yang darurat sampah. Mendaki gunung kian digemari kaum muda. Namun, bersamaan dengan trend itu, ternyata tidak diimbagi dengan budaya buang sampah pada tempatnya.

Berangkat dari budaya ini, saya memutuskan untuk ambil bagian dengan berpartisipasi di acara Sapu Jagad Gunung 2017. Acara ini merupakan hasil kerjasama Trashbag Community dengan AQUA. Dua instansi yang selalu memberi perhatian lebih terhadap kondisi lingkungan. Acara Sapu Jagad Gunung 2017 merupakan aksi pembersihan 17 gunung serentak di Indonesia pada tanggal 17-22 Agustus 2017, diantaranya ada Gunung Batur (Bali),Gunung Ciremai (Jawa Barat), Gunung Salak (Jawa Barat), Gunung Merbabu (Jawa Tengah), Gunung Sindoro (Jawa Tengah), Gunung Lawu (Jawa Tengah), & Gunung Talang (Sumatera Barat).


Gambar 1. Gunung Talang, Sumatera Barat (dok.pribadi)

Gunung Talang yang saya pilih. Selain karena jaraknya yang dekat dengan lokasi bekerja, Gunung Talang merupakan penghasil air bersih utama untuk daerah Kabupaten Solok bahkan didistribusikan sampai ke Kota Padang, jadi ada rasa hutang budi terhadap gunung yang sudah jadi sumber kehidupan untuk saya & teman-teman di Sumatera Barat ini.

Oh iya, sebelumnya saya ingin memperkenalkan Trashbag Community dulu. Trashbag community adalah komunitas yang aktif melakukan pembersihan gunung dan rutin mengkampanyekan slogan bahwa “Gunung Bukan Tempat Sampah”.
 


Gambar 2. Tim Relawan AQUA & Trashbag Community di Basecamp Pendakian (dok.pribadi)

Sabtu,19 Agustus 2017 di tengah pagi berkabutnya Daerah Kayu Aro Sumatera Barat, saya dan tim relawan  AQUA Pabrik Solok, berangkat ke Gunung Talang. Gunung yang menjadi salah satu sasaran aksi kali ini. Sesuai prediksi, rute yang ditempuh untuk pendakian ini didominasi oleh lumpur dan hampir mustahil untuk dilalui. Berdasarkan informasi yang didapat dari penduduk sekitar, rute lumpur ini terjadi tidak seperti hari-hari sebelumnya, karena ditanggal 17-18 Agustus 2017 Gunung Talang diguyur hujan deras ditambah hadirnya ratusan pendaki yang ingin merayakan Hari Kemerdekaan di puncak gunung. Jika digambarkan aksi pendakian yang saya lalui mirip berjalan di sawah dengan kemiringan 30-45 derajat.




Gambar 3. Rute Pendakian Berlumpur (dok.tim relawan)
 
Lelah dan pegal yang merangkul badan terbayarkan dengan senyum sapaan para pendaki. Ini yang selalu saya rindukan dalam setiap kegiatan mendaki gunung. Latar belakang keluarga,suku,agama, dan bahasa tidak menjadi halangan untuk saling berkenalan, bertukar cerita,bahkan bertukar makanan selama perjalanan. Hingga pada akhirnya sekitar dua puluh trashbag besar sampah basah berhasil dikumpulkan untuk dibawa turun.


Gambar 4. Pengumpulan Sampah dan Membawanya Turun Gunung (dok.tim relawan)

Beruntung saat pendakian, saya sempat berkenalan dan berbincang dengan Ragil Budi Wibowo atau akrab disapa Rage, yang merupakan pendiri Trashbag Community. Satu hal penting yang dapat dipelajari dari diskusi dengan Rage adalah kegiatan ini bukan sekedar bertujuan membersihkan sampah di gunung saja, tapi yang lebih penting adalah mengajak dan menanamkan budaya ke para pendaki muda bahwa saat memutuskan untuk mendaki, tidak boleh lupa membawa turun sampahnya. Semakin bersih gunung, semakin besar pula kesempatan anak cucu untuk mempelajari keindahan Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke-nya. Tujuan inilah yang menjadi dasar mengapa Sapu Jagad Gunung 2017 melibatkan banyak organisasi pencinta alam & bahkan didukung perusahaan seperti Danone.

Menurut saya, kegiatan Sapu Jagad Gunung 2017 ini merupakan sebuah aksi yang selaras dengan komitmen Danone bahwa tidak hanya akselarasi bisnis tetapi juga komitmen tinggi untuk memberikan dampak yang posistif bagi kehidupan sosial. Saya percaya, kegiatan ini hanya potongan pendek dari perjalanan panjang Danone termasuk manusia di dalamnya, untuk lebih beraksi nyata terhadap kebersihan lingkungan di Indonesia.  

Salam hangat dari Tanah Sumatera.


Jumat, 17 Maret 2017

Tentang Mikir Simple,Decision Making, & Ian


Sudut Kota Padang, 17 Maret 2017

11 bulan sudah saya tinggal di Solok. Solok,tempat saya berkarya di sebuah perusahaan unik. Belajar banyak di 11 bulan perjalanan ini. Belajar bahwa cara berteman di dunia kerja, berbeda dengan dunia kuliah. Dunia kerja professional, dunia kuliah lebih kekeluargaan. Belajar untuk memandang suatu permasalahan lebih dalam, butuh data, butuh analisis dan action plan yang nyata.

Saya merasa cukup beruntung dan bersyukur karena selama berkarya bertemu dengan para mentor yang sangat paham tentang proses bisnis. Memandang suatu permasalahan dengan cara sederhana namun menganalisanya dengan sangat dalam dalam waktu singkat.

Masih terlintas dengan kata-kata tegas,
“Cerdas, jujur,dan baik hati itu tidak cukup, jaman sekarang kamu juga harus punya speed” 

Melakukan pekerjaan dengan lebih cepat,lebih akurat, karena sumber data sudah bisa diakses dengan real time. Tools decision making semakin berkembang dan tinggal pilih. Ya tinggal dilatih, memakainya tahu tempat.

Entah bener atau engga,

Menurut saya,semakin tinggi posisi orang yang saya temui di perusahaan ini cara mikirnya semakin simple dan akumulasi dari jam terbang decision making menjadikan mereka lebih cepat dalam memaknai solusi.

Solusi.

Solusi pun disampaikan ke tim dengan cara yang membangun, bukan mendikte, tetapi mengajak mikir bareng. Terbiasa mikir bareng, tim semakin jago mecahin masalah.

Ya se-simple itu.

.
.
.
Kalau ngomongin develop team. Tidak pernah terlepas dari masa-masa kuliah. Jaman doyan banget organisasi. 

Saya belajar banyak tentang membangun team,dari partner in crime saya semasa kuliah, Ian.
Ardian Kusprimadi, orang yang menurut saya  jago banget decision making dan bisa membuat tim-nya grow.

Orang yang selalu punya alasan tulus & menarik di setiap perbuatan liciknya.

Pernah suatu hari saya,Ian, dan teman-teman menyewa mobil untuk jalan-jalan ke Kawah Ijen, Jawa Timur. Di tengah jalan, mobil kami kecelakaan. Walaupun dari kami tidak ada yang terluka, bagian depan mobil ringsek. Saat itu yang terpikir hanya harus pulang ke Semarang dengan mobil ringsek, dimarahi orang tua, keluar duit banyak buat memperbaiki mobil. 

Tapi saat itu saya masih ingat, dia membisikan sesuatu ke saya.
“ Wis terlanjur ringsek,mosok balik (sudah terlanjur rusak mosok pulang) , gimana kalo kita lanjut aja ti?, yang penting tugas kita tetap masang muka happy , biar teman2 juga happy. Teman-temen happy, liburan kita tetap seneng walaupun mobil ringsek,dan siap2 dimarahin orang tua mah urusan ntar.”

Gundulmu. 

Pikir saya.

Tapi jika dianalisis,

  1. Kalo saat itu pulang langsung, bisa jadi saya dan teman-teman tidak akan pernah punya waktu lagi untuk ke Kawah Ijen bersama-sama.
  2. Pasang muka happy : senyum itu effortless, tapi impactnya buat orang sekitar luar biasa. Paling nggak saat itu teman-teman saya happy (keliatannya sih.hehe) dengan keputusan melanjutkan perjalanan walau mobil ringsek.                      
  3. Perbaiki mobil bisa kok, lagian kan mobil ini sewa jadi kalo rusak yang butuh dipikirin uang ganti ruginya doang, ngga perlu takut dimarahi orang tua karena yang diringsekin bukan mobil pribadi.
  4. Duit bisa dicari, momen ? Belum tentu dateng 2x 
  5.  Oke Go Ahead 
  6. Akhirnya setelah dibawa ke bengkel sebentar sembari masang muka cengar cengir untuk memotivasi teman2, mobil siap berangkat dan kami jadi sampai ke kawah ijen, bahkan saat itu sempat lanjut ke Pulau Sempu yang luar biasa indahnya itu.
.
.
.
Back to decision making dan mikir simple.

Belajar dari Ian..
  1. Tetap fokus pada tujuan
  2. Pahami peranmu di dalam team 
  3.  Ajak team mikir solusi
  4. Action with less effort but high impact , quickly.

Hahahahahahaaa

Oiya,
Ternyata membangun tim yang baik, ngga butuh hanya motivasi, tapi juga  rasa percaya. Saya nggak akan pernah pergi ke kawah ijen kalo nggak percaya dengan Ian dan teman-teman saat itu.

Thanks guys. Dinamika masa lalu yang sangat terasa gunanya sampai hari ini.

Selasa, 03 Mei 2016

Solok Hari Pertama

Ini hari pertama saya di Solok. Sebuah kabupaten asri di dataran tinggi Sumatera Barat yang airnya sedingin es. Danone Aqua menghantarkan saya sampai di tempat ini. Tidak pernah terlintas di benak saya untuk bekerja di Solok. Lahir di Solo, SMA di Jogja, kuliah di Semarang, dan sekarang giliran Solok yang saya singgahi.

           
                     
                                                                       Sumber:dokumen pribadi
Siang ini, Pak Wan yang diberi tugas Danone Aqua untuk menjemput saya di Bandara Minangkabau Padang, menawarkan untuk makan siang dengan menu rendang belut. Astaga, jika suatu hari saya harus meninggalkan Solok, bisa jadi rendang belut-lah yang paling tidak tega untuk saya tinggalkan.

Ueenak sekali, masakan ini..

Rempah khas ranah minang bercumbu dengan lidah jawa saya siang itu.

            Sesampai di kos, Bu Masni (ibu kos saya) mempersilahkan saya untuk beristirahat, sebelum sorenya jalan kaki di sekitar kos untuk melihat tempat tinggal yang akan menemani paling tidak 4 bulan ke depan. Namun, sambutan ramah Bu Masni berbanding terbalik dengan sambutan listrik di Solok. Belum genap satu malam di sini, pukul 19.30, listrik padam. Gila, pikir saya. Apa setiap malam Solok selalu terjadi pemadaman listrik seperti ini? Signal HP saya sama sekali tidak terlacak. Laptop low batt. Tapi tak apalah. Kalo hanya gelap bukan halangan besar bagi saya untuk beraktivitas. Bahkan tulisan ini saya tulis di bawah temaram sebatang lilin yang saya beli 1 km dari kos.



          Sumber : Dokumen pribadi
Ahh… barangkali ini arahan bagi saya agar segera beristirahat supaya esok segar untuk menjalani Senin pertama di Solok.

Good night.   

Bryansetio

Nb: diketik saat signal kebetulan terbit, menjelang matahari terbenam
                                            Selasa,3 Mei 2016, 18.00 WIB,at Danone Aqua Solok Office.