Majalah National Geographic mencatat, hasil
riset salah satu jurnal science,
Indonesia merupakan satu dari beberapa negara penghasil sampah plastik
terbanyak di dunia. Bahkan diganjar peringkat dua sedunia untuk penghasil sampah
plastik di lautan, setelah Tiongkok.
Data tersebut diperoleh lewat pemodelan dengan memasukkan faktor skala
pembangunan ekonomi negara, jumlah rata-rata sampah yang diproduksi, cara
pengolahan sampah, serta jumlah populasi yang bermukim di radius 50 km dari
garis pantai.
Tidak terkecuali
laut, gunung juga tempat yang darurat sampah. Mendaki gunung kian digemari kaum
muda. Namun, bersamaan dengan trend
itu, ternyata tidak diimbagi dengan budaya buang sampah pada tempatnya.
Berangkat dari budaya
ini, saya memutuskan untuk ambil bagian dengan berpartisipasi di acara Sapu
Jagad Gunung 2017. Acara ini merupakan hasil kerjasama Trashbag Community
dengan AQUA. Dua instansi yang selalu memberi perhatian lebih terhadap kondisi
lingkungan. Acara Sapu Jagad Gunung 2017 merupakan aksi pembersihan 17 gunung
serentak di Indonesia pada tanggal 17-22 Agustus 2017, diantaranya ada Gunung
Batur (Bali),Gunung Ciremai (Jawa Barat), Gunung Salak (Jawa Barat), Gunung
Merbabu (Jawa Tengah), Gunung Sindoro (Jawa Tengah), Gunung Lawu (Jawa Tengah),
& Gunung Talang (Sumatera Barat).
Gambar 1. Gunung Talang, Sumatera Barat (dok.pribadi)
|
Gunung Talang
yang saya pilih. Selain karena jaraknya yang dekat dengan lokasi bekerja,
Gunung Talang merupakan penghasil air bersih utama untuk daerah Kabupaten Solok
bahkan didistribusikan sampai ke Kota Padang, jadi ada rasa hutang budi
terhadap gunung yang sudah jadi sumber kehidupan untuk saya & teman-teman
di Sumatera Barat ini.
Oh iya,
sebelumnya saya ingin memperkenalkan Trashbag Community dulu. Trashbag
community adalah komunitas yang aktif melakukan pembersihan gunung dan rutin
mengkampanyekan slogan bahwa “Gunung Bukan Tempat Sampah”.
Sabtu,19 Agustus 2017 di tengah pagi berkabutnya Daerah Kayu Aro
Sumatera Barat, saya dan tim relawan AQUA
Pabrik Solok, berangkat ke Gunung Talang. Gunung yang menjadi salah satu sasaran
aksi kali ini. Sesuai prediksi, rute yang ditempuh untuk pendakian ini
didominasi oleh lumpur dan hampir mustahil untuk dilalui. Berdasarkan informasi
yang didapat dari penduduk sekitar, rute lumpur ini terjadi tidak seperti
hari-hari sebelumnya, karena ditanggal 17-18 Agustus 2017 Gunung Talang diguyur
hujan deras ditambah hadirnya ratusan pendaki yang ingin merayakan Hari
Kemerdekaan di puncak gunung. Jika digambarkan aksi pendakian yang saya lalui
mirip berjalan di sawah dengan kemiringan 30-45 derajat.
Gambar 3. Rute Pendakian Berlumpur (dok.tim
relawan)
|
Lelah dan pegal
yang merangkul badan terbayarkan dengan senyum sapaan para pendaki. Ini yang
selalu saya rindukan dalam setiap kegiatan mendaki gunung. Latar belakang
keluarga,suku,agama, dan bahasa tidak menjadi halangan untuk saling berkenalan,
bertukar cerita,bahkan bertukar makanan selama perjalanan. Hingga pada akhirnya
sekitar dua puluh trashbag besar sampah basah berhasil dikumpulkan untuk dibawa
turun.
Gambar 4. Pengumpulan Sampah dan Membawanya
Turun Gunung (dok.tim relawan)
|
Beruntung saat
pendakian, saya sempat berkenalan dan berbincang dengan Ragil Budi Wibowo atau
akrab disapa Rage, yang merupakan pendiri Trashbag Community. Satu hal penting
yang dapat dipelajari dari diskusi dengan Rage adalah kegiatan ini bukan
sekedar bertujuan membersihkan sampah di gunung saja, tapi yang lebih penting
adalah mengajak dan menanamkan budaya ke para pendaki muda bahwa saat
memutuskan untuk mendaki, tidak boleh lupa membawa turun sampahnya. Semakin
bersih gunung, semakin besar pula kesempatan anak cucu untuk mempelajari keindahan
Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke-nya. Tujuan inilah yang menjadi
dasar mengapa Sapu Jagad Gunung 2017 melibatkan banyak organisasi pencinta alam
& bahkan didukung perusahaan seperti Danone.
Menurut saya, kegiatan Sapu Jagad Gunung 2017 ini merupakan sebuah
aksi yang selaras dengan komitmen Danone bahwa tidak hanya akselarasi bisnis
tetapi juga komitmen tinggi untuk memberikan dampak yang posistif bagi kehidupan
sosial. Saya percaya, kegiatan ini hanya potongan pendek dari perjalanan
panjang Danone termasuk manusia di dalamnya, untuk lebih beraksi nyata terhadap
kebersihan lingkungan di Indonesia.
Salam hangat dari Tanah Sumatera.